GEMBAR-GEMBOR KOTAK KOSONG PADA PILKADA
GEMBAR-GEMBOR KOTAK KOSONG PADA PILKADA
Brantasnews.com|Melawan kotak kosong dalam Pilkada sebenarnya memalukan, bukan justru membanggakan.
Mengapa demikian? Karena ada cara pandang mainstream bahwa melawan kotak kosong
bermakna dominasi satu kandidat, baik popularitas maupun elektabilitas. Dominasi semacam
ini, dalam kacamata personal sang kandidat, adalah sebuah "kehebatan". Bagaimana tidak,
nyaris tak ada yang berani menantang lantaran superdominasi tersebut.
Pilkada adalah salah satu mekanisme demokrasi yang sudah sedemikian rupa didesain agar
semua pihak berkesempatan untuk ikut bertanding, melawan kotak kosong adalah sebuah
indikasi ketangguhan yang berlebihan. Demokrasi dijadikan masyarakat sebagai justifikasi
untuk menumbangkan segala rezim yang dianggap lawan politik atau oposisi sebagai “rezim
yang aneh-aneh.” Demokrasi dijadikan landasan untuk menjalankan Pilkada. Namun jika yang
terjadi dalam proses demokrasi satu pihak atau pihak petahana melawan tabung kosong hal
yang patut disalahkan adalah tabung kosong sepaket dengan lawan dan partai-partai yang
mendukungnya yang merusak proses demokrasi dalam PILKADA.
Pastilah bahagia karena kemenangan langsung ada di depan mata jika melawan tabung
kosong dalam proses demokrasi. Tidak perlu banyak pengorbanan politik lagi, terutama logistik.
Dan rasa bangga merasa tak tertandingi. Merasa sebagai the only king in the town. Sangat
mengecewakan dan merusak proses demokrasi jika dalam sebuah mekanisme demokrasi
justru yang lahir adalah calon raja. Dan mungkin terindikasi semua inkubator kepemimpinan di
daerah tersebut diketuai oleh mereka pula, kandidat tunggal terindikasi dan mungkin satu-
satunya patron politik untuk semua pemimpin organisasi-organisasi (inkubator kepemimpinan)
di daerah tersebut.
Selanjutnya ada jenis perasaan malu yang dirasakan oleh kandidat yang akan berhadapan
dengan kota kosong, Karena pertandingan yang seru adalah pertandingan yang dilakoni oleh
dua atau beberapa pihak dengan kapasitas kemampuan yang hampir sama (level playing field).
Secara logika komparatif, pemenangnya sebenarnya adalah kotak kosong itu sendiri. Pasalnya,
sekalipun sebenarnya pemenangnya secara meyakinkan adalah pasangan tunggal tersebut,
toh level lawannya hanya kotak kosong. Jadi ya sama sajalah.
RIVAN ZULIZAR Sekretaris Jendral Jokowi Kerja Way Kanan
Reporter. : joko doni prasetyo
Komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH MASUKANNYA, KAMI AKAN MEMPELAJARI DALAM POSTINGAN BERIKUTNYA