TERBONGKAR..!Kebobrokan Disdukcapil Tanjab Barat Akui Terima Gratifikasi

Oleh -
TERBONGKAR..!Kebobrokan Disdukcapil Tanjab Barat Akui Terima Gratifikasi

Tanjab Barat,Brantasnews.com | Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dilaporkan masyarakat telah menerima gratifikasi atas jasa dan pelayanan Disdukcapil kepada LSM BRANTAS.

Dari laporan beberapa narasumber yang datang ke Kantor LSM BRANTAS  merasa kesal terhadap sistem pelayanan Disdukcapil Tanjung Jabung Barat dibawah kepemimpinan Drs.H.Azwar MM.

Gratifikasi yang diakui oleh oknum petugas Disdukcapil tersebut mengungkapkan Terbongkarnya sebuah kegagalan kadis dalam mengelola pelayanan dinas kependudukan dan catatan sipil Tanjung Jabung Barat yang berada Dibawah kepemimpinan H.Anwar Syadad sebagai Bupati. Hal ini menggambarkan bagaimana masih bobroknya sistem pelayanan di Tanjung Jabung Barat.

Oknum Disdukcapil yang berinisial MM mengakui didepan Kasi dan Kabidnya bahwa telah menerima gratifikasi atas kemudahan dan kecepatan pelayanan dari Disdukcapil Tanjab Barat. "Bukan hanya tiga itu saja bang, banyak yang memberikannya atas dasar ucapan terima kasih".pengakuan MM kepada media Brantasnews.com
MM HONORER
Mendengar pengakuan dari MM, Yanti sebagai Kabidnya langsung membela bawahannya dan dirinya " untuk bawahan saya pak, saya akan membinanya menjadi lebih baik dan saya tidak bertanggungjawab atas apa yang terjadi dengan kegiatan diluar kontrol saya, apalagi menyangkut hal ini, karena saya sudah memerintahkan dan mengikat janji kepada seluruh bawahan saya dalam sebuah Fakta Integritas". Terang Kabid Disdukcapil bernama Yanti Tersebut.

Kadis Disdukcapil (Drs,H.Azwar, MM) saat ditemui di kantornya sedang tidak berada ditempat. LSM BRANTAS bersama team Media Brantasnews.com sebagai kontrol sosial masyarakat segera mendatangi kantor Bupati untuk melaporkan  hal ini kepada H.Anwar Syadad. Akan tetapi kesibukan Bupati yang masih padat tersebut diterangkan oleh bagian protokoler akan mengatur jam dan tempat pertemuan dengan catatan apabila setelah kegiatan bupati H.Anwar Syadad telah selesai.
Foto
Sekjend brantas
Bersama pihak disdukcapil

"Dengan adanya temuan gratifikasi di Dinas kependudukan dan catatan sipil Tanjung Jabung Barat ini kami LSM BRANTAS akan melayangkan surat pemberitahuan dan pelaporan kepada Bupati  H.Anwar Syadad untuk memberhentikan dan mengganti kepala dinas kependudukan dan catatan sipil Tanjung Jabung Barat serta mempidanakan oknum penerima gratifikasi tersebut". Terang Sekjend DPP LSM BRANTAS, Amri Kusuma.


Menurut Kapuspenmas DPP LSM BRANTAS memberikan statement sebagai berikut "Disdukcapil Tanjab Barat menurut Kabid Disdukcapil ibu Yanti mengurus KTP dan KK bisa siap 5 menit, ternyata permainan gratifikasi ini menjadikan banyaknya barisan antrian yang tidak sabar hingga menyuburkan praktek kemudahan dan menjadikan lahan subur gratifikasi". Ungkap Sulthan.

Reporter : Tim


Lihat tayangan di chanel youtube nya
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇














Komentar

Posting Komentar

TERIMAKASIH MASUKANNYA, KAMI AKAN MEMPELAJARI DALAM POSTINGAN BERIKUTNYA

Postingan populer dari blog ini

orang nomor satu di Muara Enim, Berkomentar Tidak pantas di salah satu grup WhatsApp Biro Muara Enim.

Oleh -
Gambar
BrantasNews - Muara Enim   Seorang nomor satu di muara enim Pj bupati " berkomentar menyinggung pekerjaan para insan kontrol sosial dengan kata-kata yang tidak pantas di grub WhatsApp Biro Muara Enim ," Ado dak gaji kontrol publik..Mendak katek,cari gawe laen yang pacak dapat duet", ( Ada gak gaji kontrol Publik.. kalau tidak ada,cari kerja lain yang bisa dapat uang) Anak bini dirumah..... Dak cukup makan kontrol sosial bae...        Isfa Rozi Pebri sekjen DPD LSM BRANTAS sumsel ,sangat menyayangkan kata-kata seperti itu, terkesan meremehkan para Para insan pers, organisasi dan LSM Yang sebagaimana mestinya menjadi alat kontrol sosial.     kontrol sosial juga sudah di atur dalam undang undang No.17 tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan pasal 5 dan pasal 6 Organisasi adalah perpanjang tangan dari Pemerintah dan masyarakat, seharusnya seorang nomor satu di muara enim ini, harus bersinergi kepada para kontrol sosial..    ...
www.Brantasnews.com

PT.MITRA JAYA REJEKI (MJR) diduga telah mengangkangi UU ketenagakerjaan,tanpa upah lembur untuk pekerja Operator DT dengan excavator

Oleh -
Gambar
 Brantasnews - Muara Enim Diduga PT.MITRA JAYA REJEKI (MJR) telah mengangkangi UU ketenagakerjaan, jam kerja kariawan yang semestinya dalam sehari bekerja selama 7 (tujuh) jam sampai 8 (delapan) jam sehari, menurut pengakuan dari salah satu kariawan yang tidak mau disebut kan namanya, di perusahaan PT.Mitra Jaya Rezeki (MJR) tersebut hampir 12 jam bekerja mulai dari pukul 06:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB tanpa ada hitungan upah lembur,pekerja yang dimaksud adalah pekerja di dalam tambang Operator DT dan excavator.   Isfa rozi pebri selaku sekjend DPD LSM BRANTAS sumsel sangat menyayangkan apa yang terjadi pada perusahaan tersebut, menurutnya Pada dasarnya waktu kerja karyawan yang telah diatur oleh undang-undang meliputi: 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) min...
www.Brantasnews.com

Viral !! Diduga Tindakan Melawan Hukum Petugas PNPM Menagih Uang dengan Tindakan Tidak Pantas di Depan Tempat Kerja Nasabah.

Oleh -
Photo Oknum Yang Diduga Melakukan Tindakan Tidak Pantas Dan Mencoreng Nama Baik Yang Memperkerjakannya,PNPM. Tanjung Jabung barat,Jambi — Kejadian mengejutkan terjadi di pinggir jalan manuggal II ( dua ) kelurahan Tungkal II Kecamatan Tungkal Ilir kabupaten Tanjab barat provinsi Jambi.ketika salah seorang petugas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) menagih uang kepada seorang nasabah dengan cara yang tidak pantas peristiwa ini terjadi di pinggir jalan tepat di depan tempat kerja nasabah tersebut.Juma'at ( 01/11/2024 ) Menurut saksi mata, petugas tersebut menjerit-jerit sambil menghina nasabah di hadapan banyak orang termasuk rekan-rekan kerja korban yang merasa terganggu dengan kejadian tersebut beberapa saksi yang berada di lokasi menyatakan bahwa tindakan petugas itu bukan hanya memalukan tetapi juga melanggar etika dan norma dalam menjalankan tugasnya sebagai penagih. "Saya kaget, ketika petugas PNPM berteriak-teriak memanggil nama nasabah sambil mengeluarkan ka...
www.Brantasnews.com