Mahasiswa Gelar Aksi Menolak Inpres No 1 Tahun 2025, Masyarakat Pendukung Gibran Sumsel Sebut Informasi yang Beredar Hoaks
Brantasnews-Palembang // Sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menolak Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025. Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan terkait kebijakan tersebut, yang dinilai merugikan kepentingan rakyat dan tidak transparan dalam proses perumusannya.
Namun, Ketua Masyarakat Pendukung Gibran (MPG) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sumatera Selatan, Nathan menilai bahwa isu yang diangkat oleh mahasiswa dalam aksi tersebut bersumber dari informasi yang keliru. Ia menyebut bahwa berbagai narasi yang berkembang di kalangan mahasiswa terkait Inpres tersebut adalah sesat dan hoaks.
“Kami melihat serta mencermati bahwa informasi yang mereka gunakan sebagai dasar tuntutan sangat tidak akurat. Ini adalah hoaks yang sengaja disebarkan untuk menggiring opini negatif terhadap pemerintah,” ujar Nathan saat diwawancarai, Selasa (18/2/2025).
Selain itu, Nathan juga menduga bahwa aksi mahasiswa tersebut tidak murni, melainkan ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan terselubung. Ia menyebut adanya kemungkinan keterlibatan oknum mafia yang berusaha menciptakan instabilitas melalui gerakan mahasiswa.
“Kami sangat menyayangkan jika mahasiswa sampai diperalat oleh oknum tertentu yang ingin memperkeruh suasana. Pemerintah selalu terbuka untuk berdialog, dan kami berharap mahasiswa bisa mencari informasi dari sumber yang valid sebelum turun ke jalan,” ungkapnya.
Nathan menambahkan, baru di era pemerintahan sekarang ada mahasiswa menolak efisiensi yang akan dilakukan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran saat ini, seperti yang kita ketahui bahwa efisiensi tersebut memang bertujuan memangkas hal-hal yang dianggap tidak perlu seperti Alat Tulis Kantor (ATK) yang berlebihan, perjalanan keluar negeri/dinas, rapat-rapat harus di hotel dan sebagainya.
"Bukan ada instruksi presiden untuk memangkas anggaran di bidang pendidikan, Nah hal ini lah yang perlu kita cari, siapakah oknum yang bermain dengan memberikan informasi kepada mahasiswa sehingga kawan-kawan mahasiswa menjadi terprovokasi," terang Nathan kepada media.
Bahkan dari salah satu tuntutan mahasiswa yakni program Makan Bergizi Gratis (MBG), para mahasiswa tersebut mengatakan program tersebut tidak tepat sasaran, padahal program itu secara kasat mata bisa terlihat jelas yang mendapatkan penerima manfaat adalah para tunas-tunas bangsa Indonesia.
Mahasiswa seharusnya juga bisa pahami, dengan adanya program MBG tersebut, bahan bakunya berasal dari dalam negeri seperti beras, ayam, ikan, sayur dan lainnya sehingga pemerintah membuat kebijakan stop impor untuk komoditi yang merupakan bahan baku MBG.
Artinya, seharusnya mahasiswa berterima kasih kepada Pemerintahan Prabowo-Gibran bahwasannya, uang rakyat yang dikumpulkan dari rakyat tersebut dapat benar-benar berputar di dalam negeri sehingga kedepannya ekonomi kerakyatan bisa terwujud," tandas Nathan.
Reporter : Tim
Redaktur: Isfa.R
Komentar
Posting Komentar
TERIMAKASIH MASUKANNYA, KAMI AKAN MEMPELAJARI DALAM POSTINGAN BERIKUTNYA